Lup (Kaca Pembesar)
Pembesaran bayangan saat mata berakomodasi maksimum
Dengan ketentuan:
- = Pembesaran
- = Titik dekat (cm)
- = Fokus lup (cm)
Pembesaran bayangan saat mata tidak berakomodasi
Dengan ketentuan:
- = Pembesaran
- = Titik dekat (cm)
- = Fokus lup (cm)
Mikroskop
Pembesaran mikroskop adalah hasil kali pembesaran lensa objektif dan pembesaran lensa okuler, sehingga dirumuskan:Karena lensa okuler mikroskop berfungsi seperti lup, pembesaran mikroskop dirumuskan sebagai berikut:
Pembesaran Mikroskop pada saat mata berakomodasi maksimum
Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:
Dengan ketentuan:
- = Pembesaran mikroskop
- = Pembesaran oleh lensa objektif
- = Titik dekat mata
- = Jarak fokus lensa okuler
- = jarak bayangan oleh lensa objektif
- = jarak benda di depan lensa objektif
- = jarak lensa objektif dan lensa okuler
Pembesaran Mikroskop pada saat mata tidak berakomodasi
Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler dirumuskan:
Dengan ketentuan:
- = Pembesaran mikroskop
- = Pembesaran oleh lensa objektif
- = Titik dekat mata
- = Jarak fokus lensa okuler
- = jarak bayangan oleh lensa objektif
- = jarak benda di depan lensa objektif
- = jarak lensa objektif dan lensa okuler
Teropong Bintang
Pembesaran Teropong Bintang
Dengan ketentuan:
- = Pembesaran teropong bintang
- = Jarak fokus lensa objektif
- = Jarak fokus lensa okuler
Jarak lensa objektif dan lensa okuler
Dengan ketentuan:
- = Jarak lensa objektif dan lensa okuler
- = Jarak fokus lensa objektif
- = Jarak fokus lensa okuler
Teropong Bumi
Pembesaran Teropong Bumi
Dengan ketentuan:
- = Pembesaran teropong bumi
- = Jarak fokus lensa objektif
- = Jarak fokus lensa okuler
Jarak lensa objektif dan lensa okuler
Dengan ketentuan:
- = Jarak lensa objektif dan lensa okuler
- = Jarak fokus lensa objektif
- = Jarak fokus lensa pembalik
- = Jarak fokus lensa okuler
fisika modern
ENERGI INTI
PERSAMAAN ENERGI IKAT
Energi ikat sebuah inti atom adalah
Eb = ZmH + (A-Z)mn – M
dimana Z adalah nomor atom, A adalah nomor massa, mH, mn, dan M adalah massa atom Hidrogen, sebuah netron, dan massa inti atom itu sendiri. Dalam perhitungan rumus di bawah ini lebih banyak dipakai:
Eb = ZDH + (A-Z)Dn – D
dimana DH, Dn, dan D adalah surpluses massa atom hidrogen, sebuah netron, dan inti atom itu sendiri.Persamaan energi dari reaksi inti
m + M à M* à m' + M' + Q
dimana m + M dan m' + M' adalah jumlah dari masa diam partikel sebelum dan sesudah reaksi, dan ' adalah energi kinetik partikel sebelum dan sesudah reaksi (dalam frame pusat massa diam), E* adalah energi eksitasi dari perpindahan inti, Q adalah energi reaksi, E dan E' adalah energi ikat dari pertikel m dan m' dalam inti, 1,2,3 adalah tingkat energi dari inti.Energi kinetik minimum (threshold energy) sebuah partikel penumbuk/ datang agar terjadi reaksi inti adalah
disini m dan M adalah massa partikel penumbuk dan massa inti target.Energi ikat adalah energi yang perlu ditambahkan ke dalam suatu inti untuk memecahkan inti tersebut, untuk melawan gaya internal. Energi ikat dari sebuah inti atau energi internal total tersebut disebabkan karena efek gaya inti yang kuat antara nukleon, gaya Coulomb antara nucleus, dan energi kinetik nukleon relatif terhadap pusat massa seluruh inti.Untuk menghitung energi ikat, misalkan sebuah partikel dengan nomor massa A dan nomor atom Z. Partikel ini dinyatakan dalam ZXA. Jika energi ikat inti dari elemen ZXA adalah Eb, maka menurut definisi di atas
Eb + zX'A --à Zp + (A-Z)n
dimana zX'A, n dan p menyatakan inti pertikel, netron, dan proton yang dihasilkan dengan memecah inti tersebut. Dengan menerapkan hukum kekekalan massa-energi pada persamaan di atas, diperoleh
Eb + M' --à Zmp + (A-Z)mn
dimana M' adalah massa inti atom ZXA. Maka, dengan menambahkan massa elektron pada kedua sisi persamaan, kita peroleh
Eb + (M'+Zme) --à Zmp + (A-Z)mn + Zme
atau, Eb + M --à Z(mp+me) + (A-Z)mn
atau, Eb --à ZmH + (A-Z)mn – M
disini M adalah massa atom ZXA, dan mH adalah massa atom hidrogen. Karena nomor massa atom tidak berubah selama reaksi pemecahan, maka persamaan di atas dapat juga ditulis sebagai berikut
Eb = ZDH + (A-Z)Dn – D
dimana DH, Dn, dan D adalah surpluses massa atom hidrogen, netron, dan atom ZXA.
ENERGI IKAT PER NUKLEON
Energi ikat rata-rata per nukleon didapat dengan membagi energi ikat dengan nomor massa inti tersebut.Efek dari nomor atom pada energi ikat dapat dilihat pada gambar 17.2.1. Jelas dari grafik ini bahwa kurva melengkung baik untuk nomor massa yang tinggi maupun yang rendah.Pembelokan kurva energi ikat ini menunjukkan bahwa nukleon lebih terikat erat ketika mereka dibagi menjadi dua inti bermassa sedang daripada menjadi sebuah inti bermassa besar. Inilah sebabnya energi dilepaskan dalam reaksi fisi sebuah inti bermassa besar menjadi 2 partikel yang lebih ringan.
Pembelokan kurva energi ikat pada nomor massa yang masih kecil, menunjukkan bahwa energi akan dilepaskan ketika 2 inti bernomor massa kecil bergabung untuk membentuk sebuah inti bermassa sedang. Proses ini disebut reaksi fusi dan menghasilkan energi.
REAKSI INTI
Reaksi inti umumnya dapat dinyatakan dalam persamaan
X + a à Y + b
atau, dalam notasi yang lebih sederhana dapat ditulis sebagai
X(a,b)Y
Dalam reaksi nuklir di atas, umumnya partikel a adalah partikel penumbuk dan X adalah inti sasaran. Seringkali inti sasaran dalam keadaan diam dalam kerangka laboratorium. Partikel penumbuk bisa netral seperti netron dari reaktor nuklir, atau sebuah partikel bermuatan dengan tingkat energi tertentu yang dihasilkan dengan percepatan oleh generator Van de Graff, siklotron, atau alat pemercepat lainnya. Dapat dilihat dari notasinya bahwa Y mewakili pertikel hasil yang lebih berat, dan b menyatakan partikel hasil yang lebih ringan.Sekarang, dengan menerapkan hukum kekekalan massa-energi untuk reaksi nuklir, kita peroleh
MX + ma = MY + mb + Q
atau, Q = (MX + ma)-(MY + mb) sma
atau, Q = (MX + ma)c2-(MY + mb)c2 Mev
Tidak ada komentar:
Posting Komentar