Rabu, 20 April 2011

Kumpulan Puisi

Tentang Merpati


Puisi Sahabat

Sahabat
Telah kau daki
Gunung kemerdekaan
Menuju sinar harapan
Kehidupan masa depan
Menuju kebahagian

Sahabat
Relung waktu telah lalu
Rindu hati ingin bertemu
Walau surya telah berlalu
Dirimu masih ku tunggu
Dalam paruh waktuku

Sahabat
Aku memuja seraya berdoa
Kesehatan dan keberkahan
Tetap menyertaimu
Bersama KuasaNya
Kau akan bahagia

Sahabat
Ketika hati ini bergeming
Gema Adzan berkumandang
Dikaulah yang membimbing
Ke Surau kecil desa
Bersujud kepadaNya
Hingga raga ini tenang

Sahabat
Sukma melemah
Jiwa berserah
Tak tahu arah
Terhentilah darah

Sahabat
Telah berujung riang
Gaung cinta persaudaraan
Telah kau tebarkan
Mengisi celah darah
Terpendam lubuk dalam

Sahabat
Lukisan kata tepat
Hembusan angin bertempat
Riasan duniawi bersifat
Dalam kota terpadat
Semoga masih sempat
Citra ini terdapat

Bunda

Sembilan bulan lamanya
Rahim dalam berada
Janin muda perut bunda
Pengorbanan tiada sia
Akhirnya aku lahir lahir juga

Dunia baru berseru
Pada diriku
Waktu dulu
Pada pangkuanmu

Jasa sejagat
Bercucuran keringat
Masih tetap semangat
Seiring kasih hangat
Dalam dekapan hanyat

Bunda
Waktu terus berporos
Pada kenyatan dunia
Dari balik tubuh polos
Doa pada bunda
Ananda bahagia

Bunda
Lanjut usia
Tetap saja kau setia
Terkadang ananda lupa
Masih terus bunda berdoa
Ku harap tak durhaka
Celakalah ananda
Neraka akan menyapa

Bunda
Ananda yang hina
Berharap tetap berguna
Walau jua tak ada
Selalu berusaha
Semoga bunda bahagia
Dunia memang berbeda
Tak mesti bersama
Bunda tetap di jiwa
Raga ananda,
Tetap bunda

Bunda
Untaian bunga
Ukiran bianglala
Lautan samudera
Intan permata
Kecantikan dunia
Tidak seberapa
Bunda tetaplah bunda
Terkenang sepanjang masa
Tak pernah ada akhirnya

Bunda
Wanita terhebat
Wanita terdekat
Ku kenal kau
Lewat nada merdu
Ku ucap kata ibu
Kaulah pelitaku
Tak akan padam
Terkadang meredam
Tetap tak mendendam

Dari kedingingan malam
Ananda memberi salam
Salam dari gubuk terdalam
Demi kerinduan terpendam

Beautiful Dreamer

Beautiful dreamer, wake unto me, 
Starlight and dewdrops are waiting for thee;
Sounds of the rude world heard in the day,
Lull'd by the moonlight have all pass'd away!
Beautiful dreamer, queen of my song,
List while I woo thee with soft melody;
Gone are the cares of life's busy throng.
Beautiful dreamer, awake unto me!
Beautiful dreamer, awake unto me!
Beautiful dreamer, out on the sea,
Mermaids are chaunting the wild lorelie;
Over the streamlet vapors are borne,
Waiting to fade at the bright coming morn.
Beautiful dreamer, beam on my heart, 
E'en as the morn on the streamlet and sea;
Then will all clouds of sorrow depart,
Beautiful dreamer, awake unto me!


Remember
Remember me when I am gone away, 
Gone far away into the silent land; 
When you can no more hold me by the hand,
Nor I half turn to go yet turning stay. 
Remember me when no more day by day 
You tell me of our future that you plann'd:
Only remember me; you understand 
It will be late to counsel then or pray. 
Yet if you should forget me for a while 
And afterwards remember, do not grieve:
For if the darkness and corruption leave 
A vestige of the thoughts that once I had, 
Better by far you should forget and smile 
Than that you should remember and be sad.

 


When I am dead
When I am dead, my dearest,
Sing no sad songs for me:
Plant thou no roses at my head,
Nor shady cypress tree: 
Be the green grass above me&
With showers and dewdrops wet;
And if thou wilt, remember,
And if thou wilt, forget.
I shall not see the shadows,
I shall not feel the rain;
I shall not hear the nightingale
Sing on, as if in pain;
And dreaming through the twilight
That doth not rise nor set,
Haply I may remember,
And haply may forget.


I am shut out of mine own heart
I am shut out of mine own heart
because my love is far from me,
nor in the wonders have I part
that fill its hidden empery:
The wildwood of adventurous thought
and lands of dawn my dream had won,
the riches out of Faery brought
are buried with our bridal sun.
And I am in a narrow place,
and all its little streets are cold,
because the absence of her face
has robb'd the sullen air of gold.
My home is in a broader day:
at times I catch it glistening
thro' the dull gate, a flower'd play
and odour of undying spring:
The long days that I lived alone,
sweet madness of the springs I miss'd,
are shed beyond, and thro' them blown
clear laughter, and my lips are kiss'd:
And here, from mine own joy apart,
I wait the turning of the key: -
I am shut out of mine own heart
because my love is far from me.

 


Heart, we will forget him
Heart, we will forget him,
You and I, tonight!
You must forget the warmth he gave,
I will forget the light.
When you have done pray tell me,
Then I, my thoughts, will dim.
Haste! ‘lest while you’re lagging
I may remember him!





CINTA SEJATI



Keangkuhan membuat kita buta..
Bahwa sejatinya cinta itu slalu ada..
Menjelma dari hati ke hati..
Dan membuai bagaikan gelembung di permukaan...

Cinta bagaikan tulang belulang..
Yang tersusun rapi di setiap jengkalnya...
Bersatu padu dari ujung ke ujung..
Dan tak mudah patah walau besi merajamnya..

Sangkakala yang tertiup di surga nyata..
Menyatakan hati yang tak berkesudahan..
Kata-kata cinta yang terucap melekat..
Dan merasuk jadi tubuh yang kuat...

Bayangkanlah cinta itu rapuh...
Ego dan dengki memisahkan ujungnya..
Bagai jembatan yang tiada tiang...
Dia kan roboh tak sisakan kenangan..

Tapi taulah jika kau menyelaminya...
Bahwa dasarnya cinta adalah sejati..
Kau kan saling memahami..
Kokohnya cinta setiamu yang kuatkannya...
 
 
 
 
 

 

KECEWA karena CINTA


Ku jalani Dunia yang Indah
Ku tapaki bebatuan yang tajam
Ku lalui Hidup dengan sabar
Saat gelap melingkupiku

Ceritakan semua hidup matimu
Agar jiwa dapat menerima
Jangan pernah engkau untuk berdusta
Hanya untuk dirinya

Ku tak tau siapa dirimu
saat Engkau hadir dalam naluriku
Rasa ,,,…..
Permintaan,,,…
Dan Ungkapan,,,,…
Ku akui ada padaku
Maafkan bila cinta Tlah hilang
Sbab engkau hadir bukan untukQ...
 

 

 

 

SEBUAH DOA dari HATI yang TERLUKA


Kubersujud didalam tangisku...
Kuberdoa didalam ketulusanku...
Masih adakah cinta untukku...???
Dan masih adakah rasa sayang yang dulu sempat aku rasakan...???

Aku rapuh...
Dan aku lelah...
Menjalani semua ini tanpa tujuan dan arah...

Aku bingung...
Dan aku gundah...
Jalan mana yang akan aku pilih untuk dapat melangkah...
Aku hanya dapat merasakan perihnya hati dan sakitnya jiwa...
Karena tak dapat apa itu namanya kasih sayang...

Please...ya Allah...
Berikan aku yang namanya kasih sayang dari orang-orang yang kusayang...
Aku tau engkau maha mendengar...
Dan aku tau engkau maha melihat...
Apa yang kurasakan hanya dapat kupendam dan aku simpan didalam hati ini yang paling dalam...

Ya Allah...
Bila engkau masih sayang padaku ya Allah...
Berikan aku satu kesempatan agar dapat menebus semua kesalahan yang pernah aku lakukan...
Dan berikan aku satu kekuatan agar dapat aku berjalan didalam kerasnya batu kerikil dan getirnya kehidupan...

Ya Allah...
Tegarkan aku disetiap langkah yang aku pilih...
Kuatkan aku setegar batu karang yang takkan tumbang walau diterpa badai dan ombak yang selalu menghadang...

Aku percaya akan engkau ya Allah...
Engkau maha penyayang segala umat yang kau ciptakan...
Dan aku percaya akan adanya kekuatanmu ya Allah...
Karena Tiada satupun yang mampu menandingi engkau...

 

 

 

 

SELAMAT TINGGAL



Disela-sela semi bungaku
Sengaja ataupun tidak
Kau tlah memberinya setetes racun
Kini bunga itu tlah mengering
Dan bunga itu tlah jauh tertiup angin

Mungkin cinta itu takkan pernah mati olehmu
Hingga di akhir waktu
” Karna sampai kapanpun rasa itu
Tak akan pernah kau buang dari hatimu
Kalau Kau Memang Sayang Padaku ”

Tapi cintaku tlah mati karenamu
Karena cintaku tlah terbawa oleh arus waktu
Yang tlah membawanya pergi jauh
Karena pedihnya cerita itu
Tlah menggores luka dihidupku

Sampai kapanpun bunga itu takkan pernah kembali
Dan Sampai kapanpun kisah itupun takkan pernah terulang lagi
KARENA CINTA ABADINYA UNTUKKU
SELAMANYA HIDUP BERSAMAKU
Selamat tinggal untukmu, Masa laluku

2 komentar:

  1. *Nadi yang BerNada Lirih*

    Kepala terunduk Pasrah Tanpa Tahta,
    Terdiam Dalam BenTangan Malam Panjang,
    Senyum Haru menjadi Batas Luka TawaKu.,
    Suara Hening yang Tak Berdenting seakan
    manghibur & membawa Setetes Embun Bening.

    Lengang Namun Bimbang,
    Hanya Menyandarkan Diri di Dinding Rapuh
    Beralaskan Ragu yang tak Henti Mengeluh.

    Menanti Sentuhan Tangan Tuhan
    untuk Menyampaikan Doa yang
    telah Lama Sudah Ku Pesan.

    Kini semua telah Berjalan walau lamban
    Akan tetap Ku Berharap meski Gelap
    datang Mendekap

    "Tuhan..?
    Aku Masih Merangkak di Atas
    Kaki Ku Yang Ringkih.,
    Tangan Ku angkat,jari Menyusun Doa,
    Denyut Nadi Yang BerNada Lirih
    terus Meminta"Cerahkanlah Hati
    agar Aku dapat Menikmati Cerahnya Hari"

    "Toto"

    BalasHapus
  2. makasih atas komentar masukan puisinya :)

    BalasHapus